Kali ini kita akan membahas tentang farmakope, farmakope merupakan salah satu buku acuan yang wajib diketahui oleh khalayak farmasi dah wajib dimiliki pelajar dibidang farmasi seperti saya ( kalo gak punya , ya minimal baca lah...). Dengan tebal lebih dari 1000 halaman farmakope masuk kedalam jajaran buku paling tebal di rak buku saya (hehe...).Farmakope bisa dibilang sebagai kitab di dunia kefarmasian yang dijadikan acuan untuk mencari informasi tentang obat.
Farmakope berasal dari bahasa latin pharmacopoeia yang diambil dari kata pharmacon ( obat ) dan poieien ( buat).Farmakope modern berisi penjelasan tentang standar kemurnian, kekuatan , kualitas , dan analisa obat. Farmakope lama selain memuat informasi tersebut juga memuat tentang informasi obat yaitu kegunaan obat dalam terapi.
Farmakope adalah buku resmi yang diterbitkan oleh pemerintah kecuali United States of Pharmacopoeia (USP) yang diterbitkan sejak tahun 1820 merupakan buku yang diterbitkan oleh swasta namun diakui oleh pemerintah. Beberapa negara menerbitkan farmakopenya sendiri, namun ada juga farmakope yang dipakai oleh wilayah regional seperti farmakope eropa (European Pharmacopoeia) yang dijadikan acuan oleh negara- negara eropa. Bagi negara yang tidak memiliki farmakope sendiri biasanya mengacu pada farmakope negara lain. WHO juga menerbitkan farmakope internasional sebagai anjuran untuk panitia nasional untuk memodifikasi farmakopenya.
Menurut definisi farmakope adalah buku standar obat yang dikeluarkan oleh badan resmi pemerintah yang menguraikan bahan obat-obatan, bahan kimia dalam obat dan sifatnya, khasiat obat dan dosis yang dilazimkan.
Di indonesia sendiri,saat ini baru sampai pada edisi IV. Farmakope edisi I terbit pada 20 Mei 1962, edisi II terbit pada 20 Mei 1965, edisi III terbit pada 9 Oktober 1979, dan edisi IV terbit pada 5 Desember 1995. Disamping Farmakope , pemerintah indonesia juga menerbitkan buku lainnya seperti Formularium Nasional (Fornas). Farmakope Indonesia sering disingkat menjadi FI. Di farmakope Indonesia edisi IV terdapat beberapa revisi dari farmakope indonesia III, dan juga ada beberapa hal yang terdapat di farmakope indonesia III namun dihilangkan di farmakope indonesia edisi IV antar lain daftar dosis maksimal (DM). jadi kalau butuh referensi tentang dosis maksimal kita harus melihatnya di Farmakope indonesia edisi III.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar